Gara-Gara Betis Ken Dedes

beatiful-legs-by-wwwistockphotocomWoa…pasti betis Ken Dedes tak terbayangkan Indahnya….bayangkan saja, karena kemulusannya, keindahannya, Ken Arok, seorang prajurit kelas rendahan, pengawal raja, nekad membunuh sang raja – Tunggul Ametung. Bayangkan, pasti luar biasanya betis Ken Dendes. Diri ini yang masuk dalam kategori penikmat pemandangan betis perempuan lalu mendengar lanjutan hikayat Ken Dendes dan Ken Arok. Katanya, “Alkisah, Ken Dedes yang cantik jelita sedang mencuci kakinya di kolam ….”. Uhmm, jadi mikir, kenapa ya Ken Dedes sebagai ratu –istri Raja Tunggul Ametung tadi, kok kurang kerjaan, keluar dari kamar, menuju kolam hanya untuk cuci kaki?? Ya pastinya karena bosen ngelingker di kamar mulu kali ya. So jadilah, si Ken Arok yang kebetulan lewat tuh kolam jadi tersepona alias terpesona dengan keelokan betis kaki. Bayangin, hanya melihat kakinya, plus sampe betisnya saja, bisa kleper-kleper.
Tapi kalau dipikir-pikir memang sudah jodoh dari sananya-lah Ken Arok dan Ken Dedes, secara nama saja sudah sama-sama ber awalan dengan KEN, coba nama Tunggul Ametung di  awali dengan Ken menjadi Ken Ametung, uhmm,….kenametung, kena pentung…. Anyway, busway, begitulah alkisah tadi digariskan. Yang mengerikan tentu saja kemudian kisah kerajaan Tumapel ini menjadi sebuah kisah panjang penuh darah, saling berbalas dendam, pembunuhan tak berkesudahan, yang mengerikan. Dan awalnya dimulai dari betis Ken Dedes tadi, yah begitu kan katanya… karena bisa jadi ini kan hikayat yang didramatisir. Rasanya sangat tidak mungkin seorang Ken Arok yang kemudian menjadi raja, dikisahkan jatuh cinta pada Ken Dedes saat mengintip Ken Dedes yang sedang main congklak dengan para dayang di halaman rumah, jadi lebih masuk akal kalau adegan betis ini ditulis oleh para sejarawan kerajaan.
Sejarah kerajaan seluruh raja-raja dunia kan memang dibuat sesuai pesanan para raja. Jadi begitulah indahnya betis Ken Dedes ini dideskripsikan dengan penuh bunga keindahan.  Sama juga dengan kegemaran para penulis yang melebih-lebihkan keindahan betis orang-orang yang dilihatnya. Masuk akal juga bila kemudian diri ini menjadi penikmat pemandangan betis perempuan lain, secara diri ini bula berkaca, atau menatap betis milik sendiri, seolah mengamati  ubi talas super asal bogor, yang jelas besar, kekar, dan bertotol-totol. Maklum dulu pernah alih profesi sebagai penarik becak dalam kurun waktu sekian tahun. Masa-masa sekolah menengah yang menyenangkan.
Hanya saja anehnya, kalo sedang melihat olahragawati pebulutangkis, petenis, or perenang sedang berlaga, urusan betis tidak pernah menjadi perhatian. Tapi kalau sudah di kehidupan keseharian, maka bagian ini bisa menarik perhatian. Sampai-sampai teringat sebuah pertemuan makan siang dengan seorang sahabat perempuan yang juga teman main badminton,  setelah bertahu-tahun bersahabat, belum lama ini diri baru menyadari, betisnya juga cantik di pandang mata. Maklum hari itu dia mengenakan rok kerjanya yang cantik, sayangnya pemandangan ini baru tertangkap di kejauhan setelah berpisah, walah, telat!

Ratri M.
PS: Sorry ya sahabatku, yang yygnya sahabat ini….heheheheh, aku cuma dikittttt and bentar kok ngeliriknya, dun worielah…(pssttt, tapi aku prefer betis yygku kok hehehehe).

~ oleh tomatjuice pada April 24, 2009.

Tinggalkan komentar